Aku rutin menulis itu, dimulai 3 tahun yang lalu. Bukan menulis laporan atau riset di kala bekerja, namun menulis tentang apa yang ada di pikiranku tentang kehidupan di sekitarku. Tentang pikiran orang-orang memandang kehidupannya. Kutuangkan semua di blog aku, angrumaoshi.com. Tempatmu bercerita kehidupan, disitulah aku menyimak dan menuangkannya ke dalam tulisan penuh makna, -angrumaoshi.com- Hidup di Perantauan Tahun 2017, aku pindah ke Semarang. Di Semarang ini bisa dibilang aku tidak punya kenalan siapa pun. Aku ikut merantau ke kota lumpia ini bersama suamiku, karena Suamiku dipindahtugaskan di kota ini. Aku pun melepas kehidupanku di Jakarta meninggalkan semua teman-temanku di sana dan bisa dibilang aku memulai hidup baru disini memulai dari nol. Peran ku pun berubah dari yang sebelumnya seorang working mom suka lembur dan terbang ke sana ke mari menjadi seorang full time stay at home mom dengan dua anak yang masih berusia dibawah 3 tahun. Bisa dibayangkan bagaimana perubahan
Buku ini cukup menarik perhatianku untuk kubaca, walau untuk judul buku sebelumnya dari penulis Hanum Salsabiella Rais ini tak kubaca hanya kunikmati saja filmnya. Film yang berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa ini (buku fiksi pertamanya) benar-benar mendapat tempat dihatiku, sarat dengan makna dan pesan yang disajikan dengan apik. Oleh karena itu untuk judul kedua dari bukunya walau sudah diangkat ke layar lebar dan aku sudah menonton traillernya, aku lebih penasaran untuk membaca bukunya langsung. Dan ternyata dinikmati via film atau pun buku karya penulis Hanum ini sama-sama indah. Apalagi ternyata seperti ada sambungan dari buku pertamanya ya kisah di buku kedua ini. Review kali ini aku akan mengulas para tokoh utamanya. Masih sama dengan buku sebelumnya. Tokoh utama di buku ini (Bulan Terbelah di Langit Amerika) adalah Hanum dan Rangga yang pergi ke New York dan Washington DC dalam rangka tugas masing-masing (Hanum dan Rangga sedang berdomisili di Wina tempat Rangga sedang menemp