Pada artikel sebelumnya Hidup di Perantauan (Part 1), aku sudah sharing 2 tips ala diriku Angrumaoshi cara bertahan hidup di Perantauan. Masih mau merantau? Sudah siapkah merantau? Berikut aku tulis ulang ya keseluruhan tips supaya teman-teman tidak terlupa. 5 Tips Cara Bertahan Hidup di Perantauan Ala Angrumaoshi. Make a friend (Perbanyak kenalan). Prepare your savings (Siapkan dana darurat). Know your new place (Kenali daerahmu). Less Goods is Good (Perhatikan efisiensi dan efektifitas barang yang dimiliki). Learn the Language (Belajar bahasa lokal). 3. Know your place (Kenali Daerahmu) Via Google Maps dan Google Earth Di era digital seperti ini, sangat terbantu ya untuk mengenal daerah tujuan rantau kita, bahkan sebelum kita menginjakkan kaki disana. Kita dapat memanfaatkan google maps termasuk juga google earth. Kita dapat melihat-lihat situasi secara real di lokasi daerah rumah tempat kita tinggal di perantauan. Begitu pula kita dapat melihat fasilitas umum terdekat seperti rum
Buku ini sudah kumiliki sejak 10 tahun yang lalu ketika aku mengikuti acara international youth tentang kemanusiaan di Pattaya, Thailand. Saat itu ada seorang pembicara bernama Geraldine Cox yang berbagi ceritanya tentang mendirikan suatu panti asuhan di kamboja. Dia adalah seorang berkewarganegaraan Australia. Seorang wanita paruh baya saat itu, bercerita tentang panti asuhannya itu yang membuatnya merasa menemukan arti hidup. Aku kala itu benar-benar terhanyut dengan ceritanya dan sangat menginspirasi aku. Aku pun membeli bukunya yang bercerita tentang kisah hidupnya. Namun 10 tahun kemudian aku baru sempat membacanya, selain karena tebalnya buku dan dalam bahasa inggris, kesibukanku bekerja membuatku belum menengok buku ini. Akhirnya aku kini dapat membaca buku ini, ternyata kisah hidupnya penuh dengan roller coaster. 10 hal menarik tentang biografi seorang Geraldine Cox: Di usianya 23 tahun, dirinya mengetahui bahwa dirinya tak akan pernah bisa hamil, kemun