Ketika kamu ada masalah dengan Telkomsel kamu cara favorit aku untuk menyelesaikan masalah itu adalah dengan tanya Veronica saja. Veronica itu siapa sih? Veronica itu adalah virtual asisten dari provider Telkomsel dia akan selalu siap membantu kamu selama 24 jam di manapun kamu berada ketika kamu ada masalah dengan Telkomsel kamu. Caranya tinggal chat aja kamu klik Veronica di aplikasi My Telkomsel atau website resminTelkomsel. Bahkan via sosmed juga bisa loh seperti: LINE WhatsApp Facebook Messenger Telegram Veronica ini cukup membantu ya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak terlalu rumit jadi di daripada kamu harus menelpon call center dan menunggu untuk dihubungkan dengan customer service officer yang kadang antriannya cukup banyak ya dan juga memakan pulsa serta waktu kamu maka pilihan untuk bertanya ke Veronica ini menjadi pilihan yang yang paling efektif dan efisien. Tanya Veronica ketika di Luar Negeri Tanya ke Veronica ini juga andalan banget loh ketika kamu berada
Ketika menjadi seorang ibu, peran seorang perempuan bertambah tiga kali lipat. Kok bisa? Karena selain menjadi seorang perempuan, maka juga menjadi seorang istri dari suaminya dan juga seorang ibu dari anak-anak yang kelak dilahirkannya . Dimana seorang perempuan, istri dan ibu mempunyai tanggung jawab yang berbeda namun sekaligus harus dilaksanakan dengan penuh sukacita dalam waktu yang bersamaan.
sumber : www.pixabay.com
3 peran sekaligus dalam 24 jam 7 hari 1 minggu berturut-turut tanpa jeda, tentunya membawa konsekuensi pada rasa dan kesehatan fisik serta mental. Sehingga amat mudah bagi kami para ibu menjadi "baper" dalam segala hal yang kami lakukan. Mood menjadi tak terkendali, rasanya capek dengan semua tanggung jawab yang menumpuk di pundak ini tanpa orang lain mengetahuinya bahwa "berat" memikul tanggung jawab dari 3 peran ini. Yang orang lain tau hanyalah, ya memang sudah seharusnya seorang ibu seperti itu.
Banyak mungkin perempuan yang tidak menyangka ketika menikah bahwa peran seorang istri dan kemudian seorang ibu ketika sudah lahir anak-anaknya dapat sebegitu besar "demanding"nya atas peran istri dan ibu ini baik dari suami, anak-anak, keluarga besar bahkan masyarakat. Melebihi dari yang pernah dibayangkan.
Memang jika belum menjalaninya, orang lain tidak akan mengerti. Walau kita pernah menjadi seorang anak yang tentunya mempunyai seorang ibu yang juga istri dari ayah kita. Melihat ibu kita saat menjalani perannya tentu berbeda dengan ketika kita sendiri yang menjalaninya secara langsung.
Menyadari dan menerima sukacita bahwa begitu kita memasuki gerbang pernikahan, maka 3 peran tersebut otomatis akan disandang dengan segala tantangan saat menjalaninya, maka tidak akan ada tempat untuk yang namanya "baper".
Semua istri dan ibu di dunia ini pasti mengalaminya dan mengetahui seberapa besar tantangan yang dihadapi dari peran - peran tersebut yang telah kita pilih sendiri. Jadi, sesederhana bahwa menikah adalah pilihan kita, maka menerima peran istri dan ibu juga otomatis menjadi pilihan yang diambil dengan sadar dengan segala konsekuensinya.
Mengutip kata-kata Ibu Ainun Habibie pada film Habibie Ainun 3, "Itu adalah pilihanku." Maka seorang perempuan diharapkan sudah menjadi dewasa untuk mengerti dengan segala konsekuensi yang menyertainya ketika memilih pilihan tersebut karena seorang ibu banyak dihadapkan pada pilihan-pilihan hidup yang sulit. Salah satu contohnya seperti memilih antara karir atau keluarga seperti kisah Ibu Ainun Habibie ini.
Dan masih banyak sekali contoh pilihan-piliham hidup yang harus diambil ketika menjalani 3 peran tersebut sekaligus dimana sangat mungkin pilihan-pilihan tersebut tidak sejalan antara peran yang satu dengan peran yang lainnya. Disitulah yang membuat para ibu "baper".
Tapi disitulah seninya. Memilih pilihan yang terbaik untuk diri dan keluarga dalam kondisi dan situasi yang tentunya berbeda-beda antar masing-masing ibu, tidak bisa menggunakan solusi yang sama. Dan jangan sekali-sekali membandingkan dengan pilihan yang diambil oleh ibu lain dan mencoba menerapkannya untuk diri sendiri, karena semua ibu itu berbeda kondisi, situasi serta prioritas yang sudah ditetapkannya sendiri. Kalau masih suka membandingkan pastinya jadi "baperan".
Jauh-jauh ya dengan sawang sinawang, rumput tetangga lebih hijau, dan banding membandingkan ini. Saling supportlah sebagai sesama ibu, tak perlu saling menyalahkan atau membuktikan bahwa pilihan diri ini yang paling benar. Jadi gak ada lagi deh ya ibu-ibu bandingin ibu bekerja vs ibu rumah tangga, ibu menyusui ASI vs susu formula, dan vs vs lainnya. Menjadi ibu sudah cukup menantang, tidak perlu ditambahin baper-baperan karena persaingan tidak sehat ini. Semua ibu adalah ibu yang terbaik untuk anak-anaknya. Semua ibu akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk keluarga.
So, be yourself and be brave with your choice and decision that had been decided by yourself with careful analysis and discussion with your husband/family. Don't worry about what others think about your choice and decision. Because it is your life not theirs. Bye-bye "baperan", because it is my life and it is my choice.
#perempuanmenulisbahagia
Tulisan ini diikutsertakan dalam blog challenge Indscript Writing 'Perempuan Menulis Bahagia'.
Komentar
Posting Komentar