Aku rutin menulis itu, dimulai 3 tahun yang lalu. Bukan menulis laporan atau riset di kala bekerja, namun menulis tentang apa yang ada di pikiranku tentang kehidupan di sekitarku. Tentang pikiran orang-orang memandang kehidupannya. Kutuangkan semua di blog aku, angrumaoshi.com. Tempatmu bercerita kehidupan, disitulah aku menyimak dan menuangkannya ke dalam tulisan penuh makna, -angrumaoshi.com- Hidup di Perantauan Tahun 2017, aku pindah ke Semarang. Di Semarang ini bisa dibilang aku tidak punya kenalan siapa pun. Aku ikut merantau ke kota lumpia ini bersama suamiku, karena Suamiku dipindahtugaskan di kota ini. Aku pun melepas kehidupanku di Jakarta meninggalkan semua teman-temanku di sana dan bisa dibilang aku memulai hidup baru disini memulai dari nol. Peran ku pun berubah dari yang sebelumnya seorang working mom suka lembur dan terbang ke sana ke mari menjadi seorang full time stay at home mom dengan dua anak yang masih berusia dibawah 3 tahun. Bisa dibayangkan bagaimana perubahan
Roma 96-180 Masehi, Pemerintahan 'Antonines' - Nerva, Trajan, Hadrian, Antonius dan Marcus Aurelius membawa Kekaisaran Roma berada pada puncaknya pada tahun 96 - 180 Masehi. Kota-kota di Roma menjadi kota terbesar dan tercanggih. Kota-kota nan indah di Roma memiliki dua jalan utama dengan banyak jalan-jalan kecil berjarak yang disebut insulae (pulau). Insulae dipenuhi dengan rumah-rumah mewah yang dimiliki oleh orang kaya Roma yang disebut dengan domi. Halaman yang luas terhampar di tiap-tiap domi ini. Domi adalah rumah dua lantai yang nyaman, dengan kolam air hangat dengan pemanas bawah lantainya. Kota yang tertata rapi, hingga macet pun adalah hal yang biasa. Sehingga ada larangan kendaraan beroda memasuki kota di siang hari. Di sisi kanan dan kiri jalan, banyak ditemui toko, penginapan (tabarnae), kafe (thermopilia), dan toko roti (pistrina). Rumah-rumah mandi (thermae) juga sering dikunjungi orang-orang, dimana mereka dapat duduk dan berendam di dalam air panas dan