Aku rutin menulis itu, dimulai 3 tahun yang lalu. Bukan menulis laporan atau riset di kala bekerja, namun menulis tentang apa yang ada di pikiranku tentang kehidupan di sekitarku. Tentang pikiran orang-orang memandang kehidupannya. Kutuangkan semua di blog aku, angrumaoshi.com. Tempatmu bercerita kehidupan, disitulah aku menyimak dan menuangkannya ke dalam tulisan penuh makna, -angrumaoshi.com- Hidup di Perantauan Tahun 2017, aku pindah ke Semarang. Di Semarang ini bisa dibilang aku tidak punya kenalan siapa pun. Aku ikut merantau ke kota lumpia ini bersama suamiku, karena Suamiku dipindahtugaskan di kota ini. Aku pun melepas kehidupanku di Jakarta meninggalkan semua teman-temanku di sana dan bisa dibilang aku memulai hidup baru disini memulai dari nol. Peran ku pun berubah dari yang sebelumnya seorang working mom suka lembur dan terbang ke sana ke mari menjadi seorang full time stay at home mom dengan dua anak yang masih berusia dibawah 3 tahun. Bisa dibayangkan bagaimana perubahan
Demi meningkatkan dan menumbuhkan semangat serta kebiasaan baik membacaku yang sudah lama menghilang. Yang kini telah tergantikan oleh kesibukanku di ranah domestik yang seakan tidak pernah berakhir. Aku pun bergabung untuk yang kedua kalinya dengan komunitas Reading Challenge Group yang dipersembahkan oleh ODOP (One Day One Post). Awalnya aku bingung, mau membaca apa ya,saking sudah lamanya tidak membaca buku-buku tebal nan serius baik fiksi maupun non fiksi. Lalu aku tertarik pada suatu jurnal yang katanya memenangkan Nobel di bidang ekonomi tahun 2019 yang membahas tentang Indonesia (SD Inpres pada periode tahun 70an) oleh para peneliti dari luar negeri tentunya. Jurnal berbahasa inggris ini cukup tebal, 60an halaman ditambah tabel, grafik, catatan kaki dan lain-lainnya. Aku benar-benar dibuat penasaran, karya ilmiah seperti apa sih yang dapat memenangkan Nobel. Lalu aku putuskan untuk membaca selembar demi selembar, pelan-pelan, berusaha memahami dengan kemampuan otak yan